BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menjadi
seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah, namun banyak diantara kita yang berkeinginan menjadi pemimpin.
Kepemimpinan sendiri mengandung arti proses mempengaruhi orang lain sehingga
yang dipengaruhi mau mengerti arahan sang pemimpin. Untuk mewujudkan
kepemimpinan yang sulit itu pada saat ini banyak teori-teori kepemimpinan untuk
bahan belajar dan melatih kepemimpinan seseorang. Seorang pemimpinlah yang
menentukan jalannya bisnis, sasaran-sasaran yang ingin dicapai baik internal
maupun eksternal, aset dan skill yang diperlukan, kesempatan dan resiko yang
dihadapi. Pemimpin perusahaan adalah ahli strategi yang memastikan bahwa
sasaran organisasi akan tercapai. Dalam hal ini perubahan sosial, inovasi
teknologi dan meningkatnya kompetensi merupakan tantangan yang harus dihadapi
oleh setiap pemimpin. Oleh karena itu sangat dituntut bahwa pemimpin hendaknya
memiliki talenta yang tinggi.
Menyadari peran pemimpin yang
sangat sentral dalam organisasi, para ahli berusaha melakukan berbagai macam
penelitian untuk mendapatkan kriteria-kriteria pemimpin yang terbaik. Dengan
memiliki kriteria tersebut pemimpin akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut
kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat memperngaruhi
moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja terutama tingkat
prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam
membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Seorang
pemimpin harus bisa memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang
dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi
orang lain. Pemimpin ada dua macam, yaitu pemimpin formal dan pemimpin
informal. Pemimpin formal harus memiliki kekuasan dan kekuatan formal yang
ditentukan oleh organisasi, sedangkan pemimpin informal walaupun tidak memiliki
legitimasi kekuasaan dan kekuatan resmi namun harus memiliki kemampuan
mempengaruhi yang besar yang disebabkan oleh kekuatan pribadinya. Oleh karena
itu, sebagai seorang pemimpin yang kehadirannya berpengaruh besar dengan
keberlangsungan hidup suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki
kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi. Karakter-karakter pemimpin
ideal adalah pemimpin yang bisa menjaga emosinya yang kemudian disusul dengan
karakter-karakter lainnya, sifat-sifat lainnya yang lazim wajib dimiliki oleh
seorang pemimpin.
“Karena kewajiban sebenarnya
masih tak sempurna jika hanya dikerjakan saja, tanpa ada sunah-sunah lain
sebagai pelengkapnya. Untuk pemimpin, menjaga emosi memang penting, namun tak
cukup bermodal mampu menjaga emosi lantas ideal sudah kepemimpinannya. Harus
ada karakter-karakter, sifat-sifat kepemimpinan yang sesuai kondisi sebagai
sikap pendukungnya”.
Wenny Namsya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan Karakteristik Ideal Pemimpin
Menurut Islam
Karakteristik
pemimpin yang ideal sebagaimana Rasulullah memberi tauladan, berikut adalah
penjelasannya :
1. Sidiq/Jujur
Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin.
Masyarakat akan menaruh respek kepada pemimpin apabila dia diketahui dan juga
terbukti memiliki kwalitas kejujuran yang tinggi. Pemimpin yang memiliki
prinsip kejujuran akan menjadi tumpuan harapan para pengikutnya. Mereka sangat
sadar bahwa kualitas kepemimpinannya ditentukan seberapa jauh dirinya
memperoleh kepercayaan dari pengikutnya.Seorang pemimpin yang sidiq atau
bahasa lainnya honest akan mudah diterima di hati masyarakat, sebaliknya
pemimpin yang tidak jujur atau khianat akan dibenci oleh rakyatnya. Kejujuran
seorang pemimpin dinilai dari perkaataan dan sikapnya. Sikap pemimpin yang
jujur adalah manifestasi dari perkaatannya, dan perkatannya merupakan cerminan
dari hatinya.
2. Amanah/Terpercaya
Amanah merupakan syarat wajib yang harus dimiliki seorang
pemimpin. Dengan memiliki sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga
kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan di atas pundaknya. Kepercayaan
maskarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada pemimpin agar dikelola
dengan baik dan untuk kemaslahatan bersama.Terjadinya banyak kasus korupsi di
negara kita, merupakan bukti nyata bahwa bangsa Indonesia miskin pemimpin yang
amanah. Para pemimpin dari mulai tingkat desa sampai negara telah terbiasa
mengkhianati kepercayaan masyarakat dengan cara memanfaatkan jabatan sebagai
jalan pintas untuk memperkaya diri. Pemimpin semacam ini sebenarnya tidak layak
disebut sebagai pemimpin, mereka merupakan para perampok yang berkedok.Mengenai
nilai amanah, Daniel Goleman mencatat beberapa ciri orang yang memiliki sifat
tersebut :
a.
Dia bertindak
berdasarkan etika dan tidak pernah mempermalukan orang
b.
Membangun
kepercayaan diri lewat keandalan diri dan autentisitas (kemurnian/kejujuran)
c.
Berani mengakui
kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidka etis ornag lain
d.
Berpegang kepada
prinsip secara teguh, walaupun resikonya tidak disukai serta memiliki komitmen
dan menepati janji
e.
Bertangung jawab
sendiri untuk memperjuangkan tujuan serta terorganisir dan cermat dalam
bekerja. (Goleman, 1998)
Amanah erat
kaitanya dengan tanggungjawab. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang
bertangggungjawab. Dalam perspektif Islam pemimpin bukanlah raja yang harus
selalu dilayani dan diikuti segala macam keinginannya, akan tetapi pemimpin
adalah khadim. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan “sayyidulqaumi
khodimuhum”, pemimpin sebuah masyarakat adalah pelayan mereka.Sebagai
seorang pembantu, pemimpin harus merelakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
melayani rakyatnya. Pemimpin dituntut untuk melepaskan sifat individualis yang
hanya mementingkan diri sendiri. Ketika menjadi pemimpin maka dia adalah
kaki-tangan rakyat yang senantiasa harus melakukan segala macam pekerjaan untuk
kemakmuran dan keamanan rakyatnya.Dalam buku The 21 Indispensable Quality of
Leader, John C. Maxwell menekankan bahwa tanggungjawab bukan sekedar
melaksanakan tugas, namun pemimpin yang bertanggungjawab harus melaksanakan
tugas dengan lebih, berorienatsi kepada ketuntasan dan kesempurnaan. “Kualitas
tertinggi dari seseorang yang bertangging jawab adalah kemampuannya untuk
menyelesaikan”.
3.
Tablig/Komunikatif
Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas ketiga yang
harus dimiliki oleh pemimpin sejati. Pemimpin bukan berhadapan dengan benda
mati yang bisa digerakkan dan dipindah-pindah sesuai dengan kemauannya sendiri,
tetapi pemimpin berhadapan dengan rakyat/manusia yang memiliki beragam
kecenderungan. Oleh karena itu komunikasi merupakan kunci terjainnya hubungan
yang baik antara pemimpin dan rakyat.Pemimpin dituntut untuk membuka diri
kepada rakyatnya, sehingga mendapat simpati dan juga rasa cinta. Keterbukaan
pemimpin kepada rakyatnya bukan berarti pemimpin harus sering curhat mengenai
segala kendala yang sedang dihadapinya, akan tetapi pemimpin harus mampu
membangun kepercayaan rakyatnya untuk melakukan komunikasi dengannya.Salah satu
ciri kekuatan komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya menyatakan
kebenaran meskipun konsekuensinya berat. Dalam istilah Arab dikenal ungkapan, “kul
al-haq walau kaana murran”, katakanlah atau sampaikanlah kebenaran meskipun
pahit rasanya.Tablig juga dapat diartikan sebagai akuntabel, atau terbuka untuk
dinilai. Akuntabilitas berkaitan dengan sikap keterbukaan (transparansi) dalam
kaitannya dengan cara kita mempertanggungkawabkan sesuatu di hadapan orang
lain. Sehingga, akuntabilitas merupakan bagian melekat dari kredibilitas.
Bertambah baik dan benar akuntabilitas yang kita miliki, bertambah besar
tabungan kredibilitas sebagai hasil dari setoran kepercayaan orang-orang kepada
kita.
4.
Fathonah/Cerdas
Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas
rata-rata masyarakatnya sehinga memiliki kepercayaan diri.. Pemimpin yang
cerdas tidak mudah frustasi menghadapai problema, karena Kecerdasan pemimpin
akan membantu dia dalam memecahkan segala macam persoalan yang terjadi di
masyarakat dengan kecerdasannya dia akan mampu mencari solusi. Pemimpin yang
cerdas tidak akan membiarkan masalah berlangsung lama, karena dia selalu
tertantang untuk menyelesaikan masalah tepat waktu.Kecerdasan pemimpin tentunya
ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Ilmu bagi pemimpin yang cerdas merupakan
bahan bakar untuk terus melaju di atas roda kepemimpinannya. Pemimpin yang
cerdas selalu haus akan ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan
dia akan memiliki derajat tinggi di mata manusia dan juga pencipta.
(Sumber : Al-Qur’an)
2.2 Karakteristik
Pemimpin Ideal Menurut Warren Bennis dalam Bukunya Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming A Leader)
Menurut Warren Bennis, pemimpin yang efektif adalah tidak
sekedar terpengaruh oleh arus perubahan lingkungan. Tetapi ia harus bisa
menantang dan menguasai lingkungan dengan jalan mengubahnya dengan cara yang
mendasar. Langkah pertamanya adalah menolak untuk dikendalikan orang lain dan
memilih untuk mengendalikan diri sendiri. Selain kepenguasaan terhadap
lingkungan, syarat pemimpin berikut menurut Warren Bennis adalah pemahaman
terhadap hal-hal yang mendasar. Diantaranya adalah :
1. Visi
Pemimpin harus memiliki pandangan yang jelas apa yang
akan dia lakukan. Baik secara profesional ataupun pribadi. Dan kekuatan
untuk menghadapi kemunduran atau kegagalan.
2. Keinginan yang
Besar
Keinginan yang mendasar akan harapan hidup disertai
dengan keinginan yang sangat khusus akan suatu pekerjaan, profesi dan tindakan.
Menurut Tolstoy, mengatakan,
“harapan adalah impian yang terjaga”.
3. Integritas
Menurut Warren Bennis, ada tiga bagian penting tentang
integritas. Yaitu, pengetahuan mengenai diri sendiri, keterusterangan dan kedewasaan.
Integritas pemimpin adalah fondasi yang mendasari seluruh konstruktur
karakter pemimpin.
4. Keingintahuan dan
kemauan
Pemimpin yang baik adalah yang setiap saat selalu terpicu
kengintahuannya tentang suatu masalah di sekitar lingkungannya. Dan hal ini
harus didorong oleh kemauan yang kuat untuk memahami dan mencari solusi atas
setiap problem sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dan untuk meraih
semua itu, seorang pemimpin harus bisa mengapresiasi dirinya sendiri secara
proporsional. Oleh Warren Bennis dikatakan “Bertepuk
tangan untuk diri sendiri atas keberhasilan dan membungkuk sedikit, merupakan
cara yang baik untuk belajar menikmati hidup dan merupakan bagian dari proses
menemukan integritas kepemimpinan dalam diri sendiri”. Seorang pemimpin
yang efektif dalam kepemimpinannya juga, selain mengenal diri sendiri, juga
harus memiliki pengetahuan dunia, atau pengetahuan global. Karena ia harus
terkooptasi perubahan dalam skala besar. Dalam salah satu adagium kita sering
mendengar, pemimpin yang baik adalah yang bepikirl global dan bertindak global,
bukan sebaliknya berpikir global tapi bertindak lokal. Hal ini berkaitan
membangun relasi kepemimpinan yang cakupannya adalah dunia. Agar pemimpin tidak
sebatas terkurung dalam kekerdilan sistemnya. Dalam buku ini disebut Warren
Bennis sebagai memperluas pengalaman kepemimpinan dengan meyerap seluruh
karakter kepemimpinan dunia.
(MENJADI PEMIMPIN
EFEKTIF (On Becoming A Leader), Warren Bennis, PT ALEX Media Komputindo)
2.3 Karakteristik
Pemimpin Ideal Menurut Sudarwan Danim dalam Bukunya Kepemimpinan Pendidikan :
Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku, dan Mitos
Pemimpin harus mempunyai pribadi yang luhur
supaya dapat memimpin dengan baik dan mengambil kebijakan dengan tepat. Yang dimaksudkan
disini pemimpin adalah tonggak berjalannya suatu organisasi, berjalan atau
tidaknya organisasi itu tergantung pada keputusan atau kebijakan yang dibuat
oleh pemimpin tersebut. Kulaitas seorang pemimpin berdasarkan kepribadiannya.
Jika ia memiliki pribadi yang baik dan cermat dalam mengambil tindakan, maka
organisasi yang dipimpinpun akan berjalan dengan baik. Sebagai orang yang
paling didepan dan seseorang yang diandalkan dalam meyelesaikan masalah
dibutuhkan sikap cermat dan tidak bersikap otoriter dalam mengambil keputusan,
supaya hasil yang diinginkan tidak mengecewakan.
2.4 Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Ki
Hajar Dewantara dalamBukunya Menuju Manusia Merdeka Ki Hajar Dewantara
Dalam
bukunya, Ki Hajar Dewantara mencetuskan nilai-nilai bangsa Indonesia yang
berkaitan dengan karakteristik pemimpn ideal.
1.
Ing ngarsa
sung tuladhan
Ing ngarsa sung tuladhan memiliki arti bahwa seseorang yang berada
digaris depan. Dalam hal tersebut pemimpin harus bisa memberikan contoh kepada
anggotanya sehingga menjadi panutan. Anggota juga tidak hanya memperhatikan
prilaku pimpinannya merupakan memperhatikan sejauh mana nilai-nilai budaya yang
telah tertanam dalam diri pimpinan. Misalnya bagaimana cara pimpinan mengatasi
masalah, sejauh mana pimpinan berkomitmen terhadap organisasi dan seberapa
besar seorang pimpinan mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan
pribadinya.Oleh
karena itu, sepatutnya seorang leader memiliki karakteristik-karakteristik yang
dapat menjadi teladan untuk para pengikutnya. Leader yang memiliki karisma atau seorang pemimpin yang karismatik akan lebih
mudah menjalankan peran ini. Hal ini disebabkan oleh karisma
mereka yang dapat menginspirasi para pengikutnya.
2. Ing madya mangun karsa
Ing madya mangun karsamemiliki arti bahwa pemimpin harus bisa
menempatkan diri ditengah-tengah anggotanya sebagai pemberi semangat, motivasi
dan stimulus agar anggotanya dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Jelas
bahwa seorang pimpinan harus mampu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan
anggotanya dan memberikan yang terbaik bagi organisasi.
3. Tut wuri handayani
Tut wuri handayanimemiliki arti bahwa seorang pimpinan mampu
memberikan arahan untuk kemajuan organisasi. Pemimpin harus mampu mengerahkan
usaha-usaha anggotanya agar sejalan dengan visi, misidan strategi organisasi
yang telah diterapkan.Sebagai
dasarnya, leader nilai-nilai organisasi harus tertanam kuat dalam diri
masing-masing anggota.
Ketiga filosofi di atas saling berkaitan dan tidak dapat
ditinggalkan salah satunya. Sebagai contoh, usaha seorang leader untuk
menanamkan nilai-nilai organisasi kepada pengikutnya. Dalam hal ini, seorang leader tidak bisa begitu saja
mendorong dan mengarahkan perilaku bawahannya agar
sesuai dengan nilai-nilai organisasi (tut wuri handayani). Namun, leader
tersebut juga harus mampu memberikan contoh nyata bagaimana nilai-nilai
organisasi telah tertanam dalam dirinya (ing ngarsa sung tuladha).
Sembari memberi contoh, leader juga harus mengkomunikasikan nilai-nilai
tersebut ke tengah-tengah followernya, dan memotivasi mereka untuk bertindak
sejalan dengan nilai-nilai itu (ing madya mangun karsa).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemimpin
yang berhasil hendaknya memiliki syarat utama atau beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah dia jujur,
amanah, komunikatif dan kecerdasan yang dimiliki yang nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.Pemimpin yang efektif adalah tidak sekedar terpengaruh
oleh arus perubahan lingkungan. Tetapi ia harus bisa menantang dan menguasai
lingkungan dengan jalan mengubahnya menggunakan cara yang mendasar. Namun, rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan
terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi
dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras
memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.Pemimpin bukan sekedar
gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).
Karakteristik
pemimpin dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari sisi islam maupun dari
sisi pengarang, dari sisi islam karakteristik dapat disimpulkan seseorang yang
memiliki pertama sifat sidiq/ jujur yaitu seorang pemimpin harus memiliki kualitas kejujuran yang tinggi. Kedua, amanah/tepercaya disini seorang pemimpin akan
senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan di atas
pundaknya sehinnga ia tidak akan mengkhianati anggotanya. Lalu ketiga
tabliq/komunikatif, seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan lingkungan
secara baik karena pemimpin tidak berbicara dengan benda melainkan dengan
lingkungan disekitarnya. Pemimpin harus bisa menimbulkan rasa cinta dari
anggota untuk dirinya sehingga akan menimbulkan keterbukaan dan mempermudah
proses mencapai tujuan. Keempat ada fathonah/cerdas, pemimpin yang cerdas tidak
mudah frustasi menghadapai problema, karena kecerdasan pemimpin akan membantu
dia dalam memecahkan segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat dengan
kecerdasannya dia akan mampu mencari solusi. Pemimpin yang cerdas tidak akan
membiarkan masalah berlangsung lama, karena dia selalu tertantang untuk
menyelesaikan masalah tepat waktu.
Selain
dari segi islam ada pula pendapat dari ahli yaitu Warren Bennis menurutnya
seorang pemimpin harusmempunyai Visi yaitu Pemimpin harus memiliki pandangan yang jelas apa yang
akan dia lakukan. Baik secara profesional ataupun pribadi. Kedua, keinginan dan
harapan besar sangat penting karena itu akan memajukan pekerjaannya. Selain itu
seorang pemimpin juga harus memiliki integritas dan kemauan, pemimpin harus
mampu mengambil keputusan atau kebijakan sehingga perkembangan organisasi yang
dipimpinnya akan berjalan dengan lancar, kemajuan suatu organisasi berantung
pada pribadi pemimpinnya.
Disini juga kami temukan pendapat
dari Sudarwan Danim, menurutnya Pemimpin harus mempunyai pribadi yang luhur
supaya dapat memimpin dengan baik dan mengambil kebijakan dengan tepat. Yang
dimaksudkan disini pemimpin adalah tonggak berjalannya suatu organisasi,
berjalan atau tidaknya organisasi itu tergantung pada keputusan atau kebijakan
yang dibuat oleh pemimpin tersebut. Kulaitas seorang pemimpin berdasarkan
kepribadiannya. Jika ia memiliki pribadi yang baik dan cermat dalam mengambil
tindakan, maka organisasi yang dipimpinpun akan berjalan dengan baik. Sebagai
orang yang paling didepan dan seseorang yang diandalkan dalam meyelesaikan
masalah dibutuhkan sikap cermat dan tidak bersikap otoriter dalam mengambil
keputusan, supaya hasil yang diinginkan tidak mengecewakan.
Berikutnya
ada pula karakteristik ideal seorang pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara bahwa
pemimpin mempunyai tiga kemampuan yaitu : Ing
ngarsa sung tuladhan, pemimpin merupakan seseorang yang berperan berada
digaris depan dan harus bisa memberi contoh kepada anggotanya. Ing madya mangun karsa, pemimpin harus
mampu menempatkan diri ditengah-tengah untuk memberi motivasi, semangat dan
seseorang yang mampu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan anggotanya. Tut wuri handayani, pemimpin dapat
memberi arahan pada anggotanya untuk kemajuan bersama. Pemimpin berkarakter
ideal harus mampu menerapkan ketiga filosofi tersebut dalam dirinya, sehingga
ketiga jadilah pemimpin yang berkarakteristik ideal.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Bennis Warren. Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming A Leader). PT ALEX Media Komputindi.
Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan :
Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku, dan Mitos. CV Alfabeta : Bandung
Hadjar Dewantara,Ki. 2010. Menuju Manusia
Merdeka. Leutika Books: Jakarta
assalamu'alaikum... saya mohon izin save ya... syukran..
BalasHapus