Sabtu, 20 Februari 2016

Makalah Pemimpin Ideal


BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang

Menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah, namun banyak diantara kita yang berkeinginan menjadi pemimpin. Kepemimpinan sendiri mengandung arti proses mempengaruhi orang lain sehingga yang dipengaruhi mau mengerti arahan sang pemimpin. Untuk mewujudkan kepemimpinan yang sulit itu pada saat ini banyak teori-teori kepemimpinan untuk bahan belajar dan melatih kepemimpinan seseorang. Seorang pemimpinlah yang menentukan jalannya bisnis, sasaran-sasaran yang ingin dicapai baik internal maupun eksternal, aset dan skill yang diperlukan, kesempatan dan resiko yang dihadapi. Pemimpin perusahaan adalah ahli strategi yang memastikan bahwa sasaran organisasi akan tercapai. Dalam hal ini perubahan sosial, inovasi teknologi dan meningkatnya kompetensi merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap pemimpin. Oleh karena itu sangat dituntut bahwa pemimpin hendaknya memiliki talenta yang tinggi.
Menyadari peran pemimpin yang sangat sentral dalam organisasi, para ahli berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk mendapatkan kriteria-kriteria pemimpin yang terbaik. Dengan memiliki kriteria tersebut pemimpin akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan  dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat memperngaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Seorang pemimpin harus bisa memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi orang lain. Pemimpin ada dua macam, yaitu pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin formal harus memiliki kekuasan dan kekuatan formal yang ditentukan oleh organisasi, sedangkan pemimpin informal walaupun tidak memiliki legitimasi kekuasaan dan kekuatan resmi namun harus memiliki kemampuan mempengaruhi yang besar yang disebabkan oleh kekuatan pribadinya. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin yang kehadirannya berpengaruh besar dengan keberlangsungan hidup suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi. Karakter-karakter pemimpin ideal adalah pemimpin yang bisa menjaga emosinya yang kemudian disusul dengan karakter-karakter lainnya, sifat-sifat lainnya yang lazim wajib dimiliki oleh seorang pemimpin.
“Karena kewajiban sebenarnya masih tak sempurna jika hanya dikerjakan saja, tanpa ada sunah-sunah lain sebagai pelengkapnya. Untuk pemimpin, menjaga emosi memang penting, namun tak cukup bermodal mampu menjaga emosi lantas ideal sudah kepemimpinannya. Harus ada karakter-karakter, sifat-sifat kepemimpinan yang sesuai kondisi sebagai sikap pendukungnya”.
Wenny Namsya


BAB II
PEMBAHASAN


2.1      Pembahasan Karakteristik Ideal Pemimpin Menurut Islam
Karakteristik pemimpin yang ideal sebagaimana Rasulullah memberi tauladan, berikut adalah penjelasannya :
1.     Sidiq/Jujur
Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin. Masyarakat akan menaruh respek kepada pemimpin apabila dia diketahui dan juga terbukti memiliki kwalitas kejujuran yang tinggi. Pemimpin yang memiliki prinsip kejujuran akan menjadi tumpuan harapan para pengikutnya. Mereka sangat sadar bahwa kualitas kepemimpinannya ditentukan seberapa jauh dirinya memperoleh kepercayaan dari pengikutnya.Seorang pemimpin yang sidiq atau bahasa lainnya honest akan mudah diterima di hati masyarakat, sebaliknya pemimpin yang tidak jujur atau khianat akan dibenci oleh rakyatnya. Kejujuran seorang pemimpin dinilai dari perkaataan dan sikapnya. Sikap pemimpin yang jujur adalah manifestasi dari perkaatannya, dan perkatannya merupakan cerminan dari hatinya.
2.     Amanah/Terpercaya
Amanah merupakan syarat wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan memiliki sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan di atas pundaknya. Kepercayaan maskarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk kemaslahatan bersama.Terjadinya banyak kasus korupsi di negara kita, merupakan bukti nyata bahwa bangsa Indonesia miskin pemimpin yang amanah. Para pemimpin dari mulai tingkat desa sampai negara telah terbiasa mengkhianati kepercayaan masyarakat dengan cara memanfaatkan jabatan sebagai jalan pintas untuk memperkaya diri. Pemimpin semacam ini sebenarnya tidak layak disebut sebagai pemimpin, mereka merupakan para perampok yang berkedok.Mengenai nilai amanah, Daniel Goleman mencatat beberapa ciri orang yang memiliki sifat tersebut :
a.       Dia bertindak berdasarkan etika dan tidak pernah mempermalukan orang
b.       Membangun kepercayaan diri lewat keandalan diri dan autentisitas (kemurnian/kejujuran)
c.        Berani mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidka etis ornag lain
d.       Berpegang kepada prinsip secara teguh, walaupun resikonya tidak disukai serta memiliki komitmen dan menepati janji
e.        Bertangung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan serta terorganisir dan cermat dalam bekerja. (Goleman, 1998)
Amanah erat kaitanya dengan tanggungjawab. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang bertangggungjawab. Dalam perspektif Islam pemimpin bukanlah raja yang harus selalu dilayani dan diikuti segala macam keinginannya, akan tetapi pemimpin adalah khadim. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan “sayyidulqaumi khodimuhum”, pemimpin sebuah masyarakat adalah pelayan mereka.Sebagai seorang pembantu, pemimpin harus merelakan waktu, tenaga dan pikiran untuk melayani rakyatnya. Pemimpin dituntut untuk melepaskan sifat individualis yang hanya mementingkan diri sendiri. Ketika menjadi pemimpin maka dia adalah kaki-tangan rakyat yang senantiasa harus melakukan segala macam pekerjaan untuk kemakmuran dan keamanan rakyatnya.Dalam buku The 21 Indispensable Quality of Leader, John C. Maxwell menekankan bahwa tanggungjawab bukan sekedar melaksanakan tugas, namun pemimpin yang bertanggungjawab harus melaksanakan tugas dengan lebih, berorienatsi kepada ketuntasan dan kesempurnaan. “Kualitas tertinggi dari seseorang yang bertangging jawab adalah kemampuannya untuk menyelesaikan”.
3.     Tablig/Komunikatif
Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas ketiga yang harus dimiliki oleh pemimpin sejati. Pemimpin bukan berhadapan dengan benda mati yang bisa digerakkan dan dipindah-pindah sesuai dengan kemauannya sendiri, tetapi pemimpin berhadapan dengan rakyat/manusia yang memiliki beragam kecenderungan. Oleh karena itu komunikasi merupakan kunci terjainnya hubungan yang baik antara pemimpin dan rakyat.Pemimpin dituntut untuk membuka diri kepada rakyatnya, sehingga mendapat simpati dan juga rasa cinta. Keterbukaan pemimpin kepada rakyatnya bukan berarti pemimpin harus sering curhat mengenai segala kendala yang sedang dihadapinya, akan tetapi pemimpin harus mampu membangun kepercayaan rakyatnya untuk melakukan komunikasi dengannya.Salah satu ciri kekuatan komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya menyatakan kebenaran meskipun konsekuensinya berat. Dalam istilah Arab dikenal ungkapan, “kul al-haq walau kaana murran”, katakanlah atau sampaikanlah kebenaran meskipun pahit rasanya.Tablig juga dapat diartikan sebagai akuntabel, atau terbuka untuk dinilai. Akuntabilitas berkaitan dengan sikap keterbukaan (transparansi) dalam kaitannya dengan cara kita mempertanggungkawabkan sesuatu di hadapan orang lain. Sehingga, akuntabilitas merupakan bagian melekat dari kredibilitas. Bertambah baik dan benar akuntabilitas yang kita miliki, bertambah besar tabungan kredibilitas sebagai hasil dari setoran kepercayaan orang-orang kepada kita.
4.     Fathonah/Cerdas
Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya sehinga memiliki kepercayaan diri.. Pemimpin yang cerdas tidak mudah frustasi menghadapai problema, karena Kecerdasan pemimpin akan membantu dia dalam memecahkan segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat dengan kecerdasannya dia akan mampu mencari solusi. Pemimpin yang cerdas tidak akan membiarkan masalah berlangsung lama, karena dia selalu tertantang untuk menyelesaikan masalah tepat waktu.Kecerdasan pemimpin tentunya ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Ilmu bagi pemimpin yang cerdas merupakan bahan bakar untuk terus melaju di atas roda kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki derajat tinggi di mata manusia dan juga pencipta.
(Sumber : Al-Qur’an)



2.2      Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Warren Bennis dalam Bukunya Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming A Leader)
Menurut Warren Bennis, pemimpin yang efektif adalah tidak sekedar terpengaruh oleh arus perubahan lingkungan. Tetapi ia harus bisa menantang dan menguasai lingkungan dengan jalan mengubahnya dengan cara yang mendasar. Langkah pertamanya adalah menolak untuk dikendalikan orang lain dan memilih untuk mengendalikan diri sendiri. Selain kepenguasaan terhadap lingkungan, syarat pemimpin berikut menurut Warren Bennis adalah pemahaman terhadap hal-hal yang mendasar. Diantaranya adalah :
1.     Visi
Pemimpin harus memiliki pandangan yang jelas apa yang akan dia lakukan. Baik secara profesional ataupun pribadi.  Dan kekuatan untuk menghadapi kemunduran atau kegagalan.
2.     Keinginan yang Besar
Keinginan yang  mendasar akan harapan hidup disertai dengan keinginan yang sangat khusus akan suatu pekerjaan, profesi dan tindakan. Menurut Tolstoy, mengatakan, “harapan adalah impian yang terjaga”.
3.     Integritas
Menurut Warren Bennis, ada tiga bagian penting tentang integritas. Yaitu, pengetahuan mengenai diri sendiri, keterusterangan dan kedewasaan. Integritas pemimpin adalah fondasi yang mendasari seluruh  konstruktur karakter pemimpin.
4.     Keingintahuan dan kemauan
Pemimpin yang baik adalah yang setiap saat selalu terpicu kengintahuannya tentang suatu masalah di sekitar lingkungannya. Dan hal ini harus didorong oleh kemauan yang kuat untuk memahami dan mencari solusi atas setiap problem sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dan untuk meraih semua itu, seorang pemimpin harus bisa mengapresiasi dirinya sendiri secara proporsional. Oleh Warren Bennis dikatakan “Bertepuk tangan untuk diri sendiri atas keberhasilan dan membungkuk sedikit, merupakan cara yang baik untuk belajar menikmati hidup dan merupakan bagian dari proses menemukan integritas kepemimpinan dalam diri sendiri”. Seorang pemimpin yang efektif dalam kepemimpinannya juga, selain mengenal diri sendiri, juga harus memiliki pengetahuan dunia, atau pengetahuan global. Karena ia harus terkooptasi perubahan dalam skala besar. Dalam salah satu adagium kita sering mendengar, pemimpin yang baik adalah yang bepikirl global dan bertindak global, bukan sebaliknya berpikir global tapi bertindak lokal. Hal ini berkaitan membangun relasi kepemimpinan yang cakupannya adalah dunia. Agar pemimpin tidak sebatas terkurung dalam kekerdilan sistemnya. Dalam buku ini disebut Warren Bennis sebagai memperluas pengalaman kepemimpinan dengan meyerap seluruh karakter kepemimpinan dunia.
(MENJADI PEMIMPIN EFEKTIF (On Becoming A Leader), Warren Bennis, PT ALEX Media Komputindo)

2.3      Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Sudarwan Danim dalam Bukunya Kepemimpinan Pendidikan : Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku, dan Mitos
Pemimpin harus mempunyai pribadi yang luhur supaya dapat memimpin dengan baik dan mengambil kebijakan dengan tepat. Yang dimaksudkan disini pemimpin adalah tonggak berjalannya suatu organisasi, berjalan atau tidaknya organisasi itu tergantung pada keputusan atau kebijakan yang dibuat oleh pemimpin tersebut. Kulaitas seorang pemimpin berdasarkan kepribadiannya. Jika ia memiliki pribadi yang baik dan cermat dalam mengambil tindakan, maka organisasi yang dipimpinpun akan berjalan dengan baik. Sebagai orang yang paling didepan dan seseorang yang diandalkan dalam meyelesaikan masalah dibutuhkan sikap cermat dan tidak bersikap otoriter dalam mengambil keputusan, supaya hasil yang diinginkan tidak mengecewakan.

2.4      Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Ki Hajar Dewantara dalamBukunya Menuju Manusia Merdeka Ki Hajar Dewantara
            Dalam bukunya, Ki Hajar Dewantara mencetuskan nilai-nilai bangsa Indonesia yang berkaitan dengan karakteristik pemimpn ideal.
1.     Ing ngarsa sung tuladhan
Ing ngarsa sung tuladhan memiliki arti bahwa seseorang yang berada digaris depan. Dalam hal tersebut pemimpin harus bisa memberikan contoh kepada anggotanya sehingga menjadi panutan. Anggota juga tidak hanya memperhatikan prilaku pimpinannya merupakan memperhatikan sejauh mana nilai-nilai budaya yang telah tertanam dalam diri pimpinan. Misalnya bagaimana cara pimpinan mengatasi masalah, sejauh mana pimpinan berkomitmen terhadap organisasi dan seberapa besar seorang pimpinan mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadinya.Oleh karena itu, sepatutnya seorang leader memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat menjadi teladan untuk para pengikutnya. Leader yang memiliki karisma atau seorang pemimpin yang karismatik akan lebih mudah menjalankan peran ini. Hal ini disebabkan oleh karisma mereka yang dapat menginspirasi para pengikutnya.
2.     Ing madya mangun karsa
Ing madya mangun karsamemiliki arti bahwa pemimpin harus bisa menempatkan diri ditengah-tengah anggotanya sebagai pemberi semangat, motivasi dan stimulus agar anggotanya dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Jelas bahwa seorang pimpinan harus mampu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan anggotanya dan memberikan yang terbaik bagi organisasi.
3.     Tut wuri handayani
Tut wuri handayanimemiliki arti bahwa seorang pimpinan mampu memberikan arahan untuk kemajuan organisasi. Pemimpin harus mampu mengerahkan usaha-usaha anggotanya agar sejalan dengan visi, misidan strategi organisasi yang telah diterapkan.Sebagai dasarnya, leader nilai-nilai organisasi harus tertanam kuat dalam diri masing-masing anggota.
Ketiga filosofi di atas saling berkaitan dan tidak dapat ditinggalkan salah satunya. Sebagai contoh, usaha seorang leader untuk menanamkan nilai-nilai organisasi kepada pengikutnya. Dalam hal ini, seorang leader tidak bisa begitu saja mendorong dan mengarahkan perilaku bawahannya agar sesuai dengan nilai-nilai organisasi (tut wuri handayani). Namun, leader tersebut juga harus mampu memberikan contoh nyata bagaimana nilai-nilai organisasi telah tertanam dalam dirinya (ing ngarsa sung tuladha). Sembari memberi contoh, leader juga harus mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut ke tengah-tengah followernya, dan memotivasi mereka untuk bertindak sejalan dengan nilai-nilai itu (ing madya mangun karsa).


BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki syarat utama atau beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah dia jujur, amanah, komunikatif dan kecerdasan yang dimiliki yang nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.Pemimpin yang efektif adalah tidak sekedar terpengaruh oleh arus perubahan lingkungan. Tetapi ia harus bisa menantang dan menguasai lingkungan dengan jalan mengubahnya menggunakan cara yang mendasar. Namun, rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Karakteristik pemimpin dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari sisi islam maupun dari sisi pengarang, dari sisi islam karakteristik dapat disimpulkan seseorang yang memiliki pertama sifat sidiq/ jujur yaitu seorang pemimpin harus memiliki kualitas kejujuran yang tinggi. Kedua,  amanah/tepercaya disini seorang pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan di atas pundaknya sehinnga ia tidak akan mengkhianati anggotanya. Lalu ketiga tabliq/komunikatif, seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan lingkungan secara baik karena pemimpin tidak berbicara dengan benda melainkan dengan lingkungan disekitarnya. Pemimpin harus bisa menimbulkan rasa cinta dari anggota untuk dirinya sehingga akan menimbulkan keterbukaan dan mempermudah proses mencapai tujuan. Keempat ada fathonah/cerdas, pemimpin yang cerdas tidak mudah frustasi menghadapai problema, karena kecerdasan pemimpin akan membantu dia dalam memecahkan segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat dengan kecerdasannya dia akan mampu mencari solusi. Pemimpin yang cerdas tidak akan membiarkan masalah berlangsung lama, karena dia selalu tertantang untuk menyelesaikan masalah tepat waktu.
Selain dari segi islam ada pula pendapat dari ahli yaitu Warren Bennis menurutnya seorang pemimpin harusmempunyai Visi yaitu Pemimpin harus memiliki pandangan yang jelas apa yang akan dia lakukan. Baik secara profesional ataupun pribadi. Kedua, keinginan dan harapan besar sangat penting karena itu akan memajukan pekerjaannya. Selain itu seorang pemimpin juga harus memiliki integritas dan kemauan, pemimpin harus mampu mengambil keputusan atau kebijakan sehingga perkembangan organisasi yang dipimpinnya akan berjalan dengan lancar, kemajuan suatu organisasi berantung pada pribadi pemimpinnya.
Disini juga kami temukan pendapat dari Sudarwan Danim, menurutnya Pemimpin harus mempunyai pribadi yang luhur supaya dapat memimpin dengan baik dan mengambil kebijakan dengan tepat. Yang dimaksudkan disini pemimpin adalah tonggak berjalannya suatu organisasi, berjalan atau tidaknya organisasi itu tergantung pada keputusan atau kebijakan yang dibuat oleh pemimpin tersebut. Kulaitas seorang pemimpin berdasarkan kepribadiannya. Jika ia memiliki pribadi yang baik dan cermat dalam mengambil tindakan, maka organisasi yang dipimpinpun akan berjalan dengan baik. Sebagai orang yang paling didepan dan seseorang yang diandalkan dalam meyelesaikan masalah dibutuhkan sikap cermat dan tidak bersikap otoriter dalam mengambil keputusan, supaya hasil yang diinginkan tidak mengecewakan.
Berikutnya ada pula karakteristik ideal seorang  pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pemimpin mempunyai tiga kemampuan yaitu : Ing ngarsa sung tuladhan, pemimpin merupakan seseorang yang berperan berada digaris depan dan harus bisa memberi contoh kepada anggotanya. Ing madya mangun karsa, pemimpin harus mampu menempatkan diri ditengah-tengah untuk memberi motivasi, semangat dan seseorang yang mampu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan anggotanya. Tut wuri handayani, pemimpin dapat memberi arahan pada anggotanya untuk kemajuan bersama. Pemimpin berkarakter ideal harus mampu menerapkan ketiga filosofi tersebut dalam dirinya, sehingga ketiga jadilah pemimpin yang berkarakteristik ideal.


DAFTAR PUSTAKA


Al-Qur’an
Bennis Warren. Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming A Leader). PT ALEX Media Komputindi.
Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan : Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku, dan Mitos. CV Alfabeta : Bandung
Hadjar Dewantara,Ki. 2010. Menuju Manusia Merdeka. Leutika Books: Jakarta


1 komentar: